KehidupanPolitik Dalam persaingan antara Panjalu dengan Kediri, ternyata Kediri yang unggul dan menjadi negara yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya (1135-1157). Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga dan ternyata ini dapat berhasil, Panjalu dan Jenggala dapat bersatu kembali.
Jakarta - Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu adalah sebuah kerajaan besar yang berdiri pada abad ke-12 antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Kediri bercorak berdirinya Kerajaan KediriKerajaan Kediri bermula dari perintah Raja Airlangga untuk membagi kerajaan menjadi dua bagian pada tahun 1041 Masehi. Pembagian kerajaan dimaksudkan untuk menghindari pertikaian, seperti dikutip dari buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik sampai Kontemporer oleh Adi kerajaan Raja Airlangga dikenal sebagai Kahuripan. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan Brahmana sakti bernama Empu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal sebagai Kerajaan Jenggala Kahuripan dan Panjalu Kediri. Kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas, seperti dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya 1289 M, kitab Negarakertagama 1365 M, dan kitab Calon Arang 1540 M.Pada awal masa perkembangan, Kerajaan Kediri tidak banyak diketahui orang. Prasasti Turun Hyang II 1044 yang dikeluarkan Kerajaan Jenggala hanya memberitakan adanya perang saudara antara Jenggala dan Kediri sepeninggal Raja Kerajaan Kediri atau Panjalu mulai diketahui oleh adanya Prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Sebelum Sri Jayawarsa, hanya raja Sri Samarawijaya yang kerajaan Kerajaan Kediri yakni di daerah Jawa Timur. Kerajaan Kediri berpusat di Daha, atau sekitar Kota Kediri sekarang. Pusat Kerajaan Kediri tersebut terletak di tepi Sungai Brantas, yang masa itu sudah menjadi jalur pelayaran yang Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu- Shri Kameshwara- Prabu Jayabaya- Prabu Sarwaswera- Prabu Kroncharyadipa- Srengga Kertajaya- KertajayaKehidupan Ekonomi Kerajaan KediriKehidupan ekonomi Kerajaan Kediri dapat diketahui melalui kronik-kronik Cina yang menyebutkan di antaranya sebagai berikut1. Kediri menghasilkan banyak beras2. Barang-barang dagangan lain yang laku di pasaran, seperti emas, perak, daging, kayu cendana, pinang, dan gerabah3. Telah menggunakan uang yang terbuat dari emas sebagai alat pembayaran atau alat tukar4. Posisi Kerajaan Kediri sangat strategis dalam perdagangan Indonesia Timur dan Indonesia Barat dengan kota pelabuhannya5. Pajak rakyat berupa hasil bumiKehidupan Sosial Kerajaan KediriMasyarakat Kediri tidak menganut sistem kasta, seperti disampaikan dalam kitab Lubdhaka. Dalam kitab tersebut disampaikan, tinggi rendahnya martabat seseorang tidak ditentukan oleh dasar keturunan dan kedudukan, tetapi berdasarkan tingkah Kejayaan Kerajaan KediriMasa kejayaan Kerajaan Kediri terjadi pada kepemimpinan Jayabaya. Jayabaya dikenal dengan kepemimpinan politik dan ramalan-ramalannya yang dibukukan dalam Jongko Joyoboyo. Di samping itu, sikap merakyat dan visi Jayabaya yang jauh ke depan membuatnya Kerajaan KediriRuntuhnya Kerajaan Kediri terjadi pada masa kekuasaan Raja Kertajaya, seperti dikisahkan dalam kitab Pararaton dan Nagarakertagama. Pada tahun 1222, Kertajaya dianggap telah melanggar agama dan memaksa Brahmana menyembahnya sebagai Brahmana lalu meminta perlindungan Ken Arok. Ken Arok yang bercita-cita memerdekakan Tumapel kekuasaan Kediri mencetuskan perang antara Kerajaan Kediri dan Tumapel di dekat desa Ken Arok mengalahkan Kertajaya menandai runtuhnya Kerajaan Kediri yang kemudian menjadi kekuasaan Tumapel atau Kerajaan Sejarah Kerajaan KediriSumber sejarah Kerajaan Kediri dikutip dari buku Pasti Bisa Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X oleh Ganesha Operation1. Kronik Cina Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua. Buku Ling Wai Tai Ta karangan Chu Ik Fei juga menerangkan keberadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 Prasasti-prasasti Kerajaan KediriPeninggalan Kerajaan KediriPeninggalan Kerajaan Kediri salah satunya yang diyakini yaitu Situs Tondowongso pada awal tahun arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri yang ditemukan di Desa Gayam, Kediri tersebut tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Siwa Catur Muka atau bermuka Kerajaan Kediri juga menjadi peninggalan, di antaranya yaitu1. Prasasti Sirah Keting, berisi pemberian hadiah pada rakyat oleh Raja Jayawarsa2. Prasasti Tulungagung dan Kertosono, berisi masalah keagamaan yang ditulis Raja Bameswara 1117-1130 M3. Prasasti Ngantang, menerangkan pemberian hadiah pada rakyat Ngantang. Hadiahnya berupa sebidang tanah yang telah dibebaskan pajaknya oleh Raja Jayabaya 1135 M4. Prasasti Jaring, memuat nama seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada5. Prasasti Kamula, menerangkan keberhasilan Raja Kertajaya, memerangi musuh-musuhnya di itu dia sejarah berdiri, kejayaan, hingga runtuhnya Kerajaan Kediri. Selamat belajar, detikers! Simak Video "Cari Ikan Mabuk, Puluhan Warga Terjebak di Tengah Sungai Brantas" [GambasVideo 20detik] twu/pal
SejarahKerajaan Kediri : Kehidupan Politik, Kejayaan dan Raja-rajanya. Kediri adalah salah satu dari beberapa kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara, tepatnya di daerah Kediri Jawa Timur (sekarang). Kerajaan Kediri berdiri pada tahun 1042 sampai 1222 (abad ke 12). Pusat ibukotanya berada di kota Daha, dijelaskan dalam isi prasasti Pamwatan

Keberadaan kerajaan Kediri tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Mataram. Karena, setelah dinasti terakhir Kerajaan Mataram, muncul dinasti baru dengan nama Isyana di Medang Mataram. Dinasti ini berkuasa antara 947 M sampai 2016 M. Sayangnya, kerajaan ini diserang oleh Sriwijaya dan Wurawari hingga mengalami kehancuran. Satu-satunya keluarga yang selamat adalah Airlangga. Pada akhir pemerintahannya, ia diperintah oleh Mpu Bharada untuk membagi kerajaan menjadi dua, yaitu Jenggala dan Panjalu. Salah satu alasan pembagian adalah untuk menghindari peperangan dan kerajaan Kahuripan menjadi Jenggala Kahuripan dan Panjalu Kediri dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya 1289 M, kitab Negarakertagama 1365 M dan kitab Calon Arang 1540 M.Wilayah kekuasaan dua kerajaan tersebut dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas. Daerah Jenggala meliputi kawasan Malang dan delta Sungai Brantas, dengan ibukota Kahuripan. Pelabuhannya yang terkenal adalah Surabaya, Rembang, dan Pasuruan. Sedangkan Panjula meliputi kawasan Kediri dan Madiun dengan ibukota Daha. Meskipun sudah dibagi dua, ternyata konflik dan peperangan memperebutkan keutuhan wilayah justru tidak bisa persaingan antara Jenggala dan Panjalu, ternyata Panjalu Kediri yang unggul dan menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya 1135-1157. Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga dan berhasil. Panjalu dan jenggala dapat bersatu kembali. Lencana Kerajaan memakai simbol Garuda Mukha simbol masa pemerintahannya kasusastraan diperhatikan. Empu Sedah dan Empu Panuluh mengubah karya sastra kitab Bharatayudha yang menggambarkan peperangan antara Pendawa dan Kurawa yang untuk menggambarkan peperangan antara jenggala dan kediri. Empu Panuluh juga menggubah kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya. Jayabaya juga terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang akan menimpa tanah Jawa. Ramalannya terkenal dengan istilah โ€œJangka Jayabaya.โ€Raja Kediri yang juga memperlihatkan kasusastraan ialah Kameswara. Empu Tan Akung menulis kitab Wartasancaya dan Lubdaka, sedangkan Empu Dharmaja menulis kitab Smaradahana. Didalam kitab Smaradahana ini Kameswara dipuji-puji sebagai titisan Kamajaya, permaisurinya ialah Sri Kirana atau putri Kediri yang terakhir ialah Kertajaya yang pada tahun 1222 kekuasaannya dihancurkan oleh Ken Arok sehingga berakhirlah kerajaan Kediri dan muncul kerajaan SosialKehidupan sosial kemasyarakatan pada zaman kerajaan Kediri dapat kita lihat dalam kitab Ling-Wai-Tai-Ta yang disusun oleh Chou Ku-Fei pada tahun 1178 M. Kitab tersebut menyatakan bahwa masyarakat Kediri memakai kain sampai bawah lutut dan rambutnya diurai. Rumah-rumahnya rata-rata sangat bersih dan rapi. Lantainya dibuat dari ubin yang berwarna kuning dan hijau. Pemerintahannya sangat memperhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, peternakan dan perdagangan mengalami kemajuan yang cukup dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan masyarakat pusat kerajaan, yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkaran raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok masyarakat thani daerah, yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani daerah.Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi atau masyarakat memiliki 300 lebih pejabat yang bertugas mengurus dan mencatat semua penghasilan kerajaan. Disamping itu, ada pegawai rendahan yang bertugas mengurusi benteng dan parit kota, perbendaharaan kerajaan, dan gedung persediaan kebudayaanDibidang kebudayaan, khususnya sastra, masa Kahuripan dan Kediri berkembang pesat, antara lain sebagai masa Dharmawangsa berhasil disadur kitab Mahabarata ke dalam bahasa Jawa Kuno yang disebut kitab Wirataparwa. Selain itu juga disusun kitab hukum yang bernama Airlangga disusun kitab Arjuna Wiwaha karya Empu Jayabaya berhasil digubah kitab Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Disamping itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Hariwangsa dan Kameswara berhasil ditulis kitab Smaradahana oleh Empu Dharmaja. Kitab Lubdaka dan Wertasancaya oleh Empu Tan EkonomiDitilik dari letaknya yang berada ditepi Sungai Brantas dengan sejumlah Pelabuhan besar, kita bisa mengetahui bahwa kehidupan perekonomian kerajaan Kediri didominasi oleh aktivitas perdagangan. Meskipun demikian, masyarakat Kediri juga mengenal peternakan dan pertanian. Hasil kerajaan Kediri antara lain beras, kapas dan ulat sutra. Dari hasil itulah, penghasilan para pegawainya dibayar dengan menggunakan hasil kerajaan KediriRaja terakhir Kediri adalah Kertajaya. Kekuasaan Kertajaya berakhir setelah dikalahkan Ken Arok dari Tumapel pada tahun 1222. Pertempuran ini berawal dari ketika para biksu Buddha Kediri dikejar-kejar Kertajaya karena mereka kecewa terhadap kebijakan Kertajaya yang mengintimidasi umat Buddha. Para biksu tersebut lalu datang ke Tumapel untuk meminta perlindungan Ken Arok, penguasa Tumapel. Ken Arok mengabulkan permintaan mereka. Kertajaya meminta Ken Arok menyerahkan para rahib itu, namun ditolaknya. Terjadilah pertempuran di Desa Ganter, Kertajaya berhasil dibunuh oleh Ken Arok. Dengan meninggalnya Kertajaya, hancurlah PustakaIsmawati, Nursiwi. 2009. Sejarah Kelas XI Untuk SMA/MA Program Bahasa. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Dwi Ari. 2009. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Cakrawala Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Triyono. 2009. Sejarah Sekolah Menengah Atas SMA dan Madrasah Aliyah MA Kelas XI. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Demikianlahuraian materi tentang kehidupan politik raja Kediri. Dari penjelasan tersebut apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah paham simak kembali uraian materi selanjutnya. Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan, dan pertanian. Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra.
Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Indonesia, yang berdiri pada abad ke-10 hingga ke-14. Kerajaan Kediri merupakan salah satu dari beberapa kerajaan Hindu yang ada di Indonesia pada masa itu, bersama dengan kerajaan Majapahit, Singhasari, dan Kediri dikenal sebagai salah satu kerajaan yang memiliki pengaruh yang cukup besar di Jawa Timur, dengan wilayah kekuasaannya yang meliputi sebagian besar Jawa Timur, termasuk daerah-daerah seperti Madiun, Mojokerto, dan Malang. Kerajaan Kediri juga merupakan salah satu kerajaan yang memiliki hubungan yang dekat dengan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Siam, Melayu, dan Kediri dikenal juga dengan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi. Pada masa itu, kerajaan ini memiliki sistem pendidikan yang terorganisir dengan baik, serta memiliki sejumlah perpustakaan yang memuat banyak buku-buku ilmiah. Kerajaan Kediri juga dikenal dengan kemajuan dalam bidang pertanian, dengan adanya teknologi pertanian yang canggih seperti sistem irigasi yang terorganisir dengan Kediri akhirnya runtuh pada abad ke-14, setelah terjadi perang saudara antar kerajaan di Jawa Timur yang dikenal dengan Perang Wijaya Kusuma. Setelah perang tersebut, kerajaan Kediri digantikan oleh kerajaan Majapahit yang lebih kuat. Meskipun begitu, Kerajaan Kediri masih terus diingat hingga sekarang sebagai salah satu kerajaan Hindu yang penting di Indonesia. Letak Geografis Kerajaan Kediri Wilayah kekuasaan Kediri meliputi Kediri, Madiun, dan bagian barat Medang Kamulan. Ibu kota Kediri adalah Daha yang terletak di tepi Sungai Kediri Letak Geografis, Sumber Sejarah, Kehidupan Politik, dan Keadaan Masyarakat Sumber Sejarah Kerajaan Kediri Sumber sejarah mengenai Kerajaan Kediri berasal dari beberapa prasasti dan berita asing. 1. Prasasti Prasasti Sirah Keting yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa. Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono berisi masalah keagamaan yang diperkirakan berasal dari Raja Bewasmara. Parasasti Ngantang yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang memberikan hadiah kepada rakyat desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak. Prasasti Jaring dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah nama-nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada. 2. Berita Asing Berita asing mengenai Kerajaan Kediri sebagian besar diperoleh dari berita Cina. Berita Cina ini merupakan kumpulan cerita dari para pedagang Cina yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan Kediri. Contohnya kronik Cina bernama Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua yang diambil ceritanya dari buku Ling Wai Tai Ta yang menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 M. Kehidupan Politik Kerajaan Kediri Keadaan masyarakat dan sistem birokrasi Kerajaan Kediri dapat diketahui dari beita Cina, yaitu dari kitab Ling-Wa-Tai-Ta yang ditulis oleh Chou Ku Fei pada tahun 1178 dan kitab Chu-Fhan-Chi- yang disusun oleh Chu Ju Kua pada tahun 1225. Dalam kitab ini dijelaskan mengenai kekuasaan tertinggi di Kediri berada di tangan raja, Tahukah kalian pada masa pemerintahan siapakah Kerajaan Kediri mencapai masa kejayaannya? Kerajaan Kediri mencapai masa kejayaannya oada masa Raja Jayabaya. Untuk lebih jelasnya berikut raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri. 1. Raja Jayawarsa Pemerintah Jayawarsa hanya diketahui melalui Prasasti Sirah Keting. 2. Raja Bameswara Raja Bameswara nanyak meniggalkan prasasti, namun prasasti tersebut lebih banyak mengenai urusan keagamaan sehingga perkembangan pemerintahan tidak banyak diketahui. 3. Jayabaya Kerajaan Kediri dibawah pemerintahan Jayabaya mencapai masa kejayaan. Kediri dan Jenggala dapat dipersatukan kembali. Keberhasilan dan kemenangan Jayabaya ini diabadikan dalam kitab Bharayatayudha karangan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Raja Jayabaya terkenal sebagai ahli nujum ahli ramal. Ramalannya dikumpulkan dalam sebuah kitab Jongko Joyoboyo. Dalam ramalannya, Jayabaya menyebut beberapa hal seperti ratu adil yang akan datang memerintah Indonesia. Kediri tidak saja berkembang sebagai negara agraris, namun juga sebagai negara maritim. Adanya jabatan Senopati Sarwajala yang disamakan dengan laksamana atau panglima Angkatan Laut menunjukkan kemajuan Kediri di bidang maritim. 4. Raja Saweswara dan Raja Aryeswara Masa pemerintahan kedua raja ini tidak dapat diketahui karena tidak ditemukan prasasti yang menyinggung pemerintahan kedua raja ini. 5. Raja Gandra Masa pemerintahan Raja Gandra dapat diketahui dari prasasti Jaring. 6. Raja Kameswara Pada masa pemerintahan Raja Kameswara seni sastra mengalami perkembangan yang pesat. 7. Raja Kertajaya Raja Kertajaya dikenal dengan sebutan Dandang Gendis dan merupakan raja terakhir Kerajaan Kediri. Pada masa pemerintahan Kertajaya terjadi pertentangan antara raja dan para pendeta kaum brahmana. Pertentangan tersebut terjadi karena Kertajaya berlaku sombong dan berani melanggar adat. Hal tersebut memperlemah pemerintahan di Kediri. Kemudian para brahmana mencari perlindungan kepada Ken Arok yang merupakan penguasa Akuwu/Bupati di Tumapel Bagian Kediri. Pada tahun 1222 M Ken Arok dengan dukungan kaum brahmana menyerang Kediri. Akhirnya Kertajaya dapat dikalahkan oleh Ken Arok. Keadaan Masyarakat Kerajaan Kediri 1. Kehidupan Ekonomi Dari catatan-catatan para pedagang Cina dapat diketahui tentang kehidupan rakyat Kediri dalam bidang perekonomian, yaitu sebagai berikut. Kediri banyak menghasilkan beras. Barang-barang dagangan yang laku di pasaran adalah emas, perak, daging, kayu, cendana, pinang, dan lain-lain. Letak Kediri sangat strategis dalam pelayaran perdagangan antara Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pajak rakyat terdiri dari hasil bumi seperti beras, kayu, dan palawija. 2. Kehidupan Sosial Dalam berita Cina dan kitab Ling Wai Tai Ta menerangkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang-orang memakai kain sampai di bawah lutu dengan rambut terurai. Rumah-rumah mereka bersih dan teratur, lantainya ubin berwarna kuning dan hijau. Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima mas kawin berupa emas. Raja berpakaian sutra, memakai sepatu, dan perhiasan emas. Rambut raja disanggul ke atas. Raja bepergian naik gajah atau kereta yang diiringi oleh 500 sampai 700 prajurit. 3. Kehidupan Budaya Kehidupan budaya pada masa kekuasaan Kerajaan Kediri berkembang dengan pesat terutama dalam bidang sastra dan pertunjukan wayang. Wayang yang terkenal di Kediri adalah wayang panji. Berikut hasil-hasil sastra pada zaman Kerajaan Kediri. Kresnayana, diperkirakan berasal dari zaman Raja Jayawarsa ditulis oleh Mpu Triguna, isi Kresnayana mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini. Bharatayudha, dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157 pada masa pemerintahan Jayabaya. Kitab ini ditulis untuk memberikan gambaran terjadinya perang saudara antara Panjalu melawan Jenggala. Perang tersebut digambarkan dengan perang antara Kurawa dan Pandawa yang masing-masing merupakan keturunan Barata. Arjunawiwaha, dikarang oleh Mpu Kanwa. Mengisahkan tentang pernikahan Raja Airlangga dengan putri raja dari Kerajaan Sriwijaya. Dibuat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya. 4. Hariwangsa, dikarang oleh Mpu Panuluh pada masa pemerintahan Jayabaya. 5. Smaradhahana, dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa pemerintahan Raja Kameswara. Isi Smaradhahana menceritakan tentang sepasang suami istri Smara dan Rati yang menggoda dewa Syiwa yang sedang bertapa. Smara dan Rati terkena kutukan dan mati terbakar api dhahana karena kesaktian dewa Syiwa. Namun, suami istri tersebut dihidupkan lagi dan menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya. 6. Wrtasancaya dan Lubdaka, dikarang oleh Mpu Tanakung. Kitab Lubdaka ditulis pada zaman Raja Kameswara. Isi kitab Lubdaka menceritakan tentang seorang pemburu bernama Lubdaka. Lubdaka sudah banyak membunuh. Pada suatu ketika Lubdaka mengadakan pemujaan yang istimewa terhadap Syiwa, sehingga rohnya yang seharusnya masuk neraka, menjadi masuk surga. Demikianlah artikel tentang Kerajaan Kediri Letak Geografis, Sumber Sejarah, Kehidupan Politik, dan Keadaan Masyarakat, semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat untuk para pembaca setia blog pustaka ilmu. Jangan lupa untuk di share dan berkomentar. Terimakasih BabPeraturan dan perundangan kediri yang cukup dikenal diantaranya menyangkut: Sama Beda Dana Denda, berisi ketentuan diplomasi, aliansi, konstribusi dan sanksi. Astadusta, berisi tentang sanksi delapan kejahatan (penipuan, pemerasan, pencurian, pemerkosaan, penganiayaan, pembalakan, penindasan, dan pembunuhan).
- Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan di Jawa yang bercorak Hindu. Kerajaan ini memiliki banyak nama lain, di antaranya adalah Kadiri, Daha, dan Panjalu. Kerajaan Kediri didirikan pada abad ke-11, lebih tepatnya pada tahun 1045, dengan pusat pemerintahan di Dahanapura, Kediri, Jawa masanya, kerajaan ini memiliki kekuasaan yang luas, hingga meliputi seluruh Pulau Jawa dan sebagian Sumatera. Bahkan pengaruhnya sangat kuat hingga mampu mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya. Berdirinya Kerajaan Kediri Raja-raja Kerajaan Kediri adalah keturunan dari Airlangga, raja Kerajaan Airlangga membagi Kerajaan Kahuripan menjadi dua, yaitu Kerajaan Panjalu dan Jenggala. Hal ini dilakukan karena Airlangga memiliki dua putra, yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Untuk menghindari perpecahan di antara dua putranya, Airlangga memberikan Kediri Panjalu pada Samarawijaya, dan Jenggala Kahuripan kepada Mapanji. Kedua kerajaan ini dipisahkan oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Baca juga Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang
Apasistem pemerintahan kerajaan mataram islam ? a. Dewa siwa b. Dewa wisnu c. Dewa tunggal d. Dewa raja. d. 1590. 12. Pada tahun 1591 daerah mana saja yang ditaklukan oleh mataram islam? a. Kediri dan madiun b. Kediri dan jipang c. Kediri dan pasuruan d. Kediri dan tuban. Jawaban: b. Kediri dan jipang. 13. Apa hasil utama kerajaan mataram
- Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu yang pernah berdiri di wilayah Jawa Timur. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Kediri juga disebut dengan nama Kerajaan Kadiri, Daha, dan juga Mengapa Karya Sastra Kerajaan Kediri dan Majapahit Berkembang Pesat? Kerajaan Kediri berpusat di Daha atau Dhanapura sekarang dikenal dengan Kota Kediri. Baca juga Petirtaan Kuno Era Kerajaan Kediri Ditemukan di Desa Menang, Awalnya Dikira Cuma Saluran Air Sejarah Berdirinya Kerajaan Kediri Veni Rosfenti dalam Modul Sejarah Indonesia X 2020 menyebut bahwa berdirinya Kerajaan Kediri tak lepas dari peran Raja Airlangga. Baca juga Perang Ganter, Perlawanan Ken Arok untuk Meruntuhkan Kerajaan Kediri Ia membagi daerah kekuasaannya menjadi dua bagian pada tahun 963 M demi menghindari pertikaian. Dilakukan oleh seorang Brahmana bernama Mpu Bharada, Raja Airlangga membagi wilayah Kahuripan menjadi Jenggala Kahuripan dan Panjalu Kediri yang dibatasi olehgunung Kawi dan sungai Brantas. Panjalu Kediri kemudian diberikan kepada Sri Samarawijaya yang membangun pusat pemerintahannya di kota baru, yaitu Daha. Masa Kejayaan Kerajaan Kediri Tribunnews Ilustrasi Raja Kerajaan Kediri, Prabu Jayabaya, dan ramalannya. Melansir dari laman kerajaan Kediri berdiri pada abad ke-11 1045 M dengan Sri Samarawijaya sebagai raja pertamanya. Kerajaan ini berkuasa selama dua abad lamanya dan sempat mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Raja Jayabaya 1135-1159 M. Selain daerah kekuasaannya meluas hingga ke beberapa pulau di nusantara, bahkan disebut mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Kediri berkembang menjadi kerajaan agraris yang sukses dengan hasil pertanian di sekitar Sungai Brantas yang bercocok tanam, mereka juga melakukan perdagangan emas, perak, kayu cendana, rempah-rempah, dan pinang dan berperan dalam perdagangan di Asia. Pada masa itu, berkembang pula kebudayaannya terutama di bidang sastra denganadanya beberapa peninggalan karya sastra dari Kerajaan Kediri yang terkenal hingga kini. Salah satunya adalah Kitab Bharatayudha yang berisi sebuah ramalan Jayabaya atau Jangka Jayabaya. Keruntuhan Kerajaan Kediri Line Patung Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari. Setelah dua abad berdiri, Kerajaan Kediri mulai melemah saat timbul perselisihan antara Raja Kertajaya dengan kaum Brahmana. Dikutip dari Intisari, Sri Maharaja Kertajaya yang berkuasa dari 1194-1422 merupakan raja yang kejam dan mengaku bahwa dirinya adalah seorang dewa. Kertajaya memaksa Brahmana untuk menyembahnya dan mengatakan hanya Dewa Shiwa yang bisa mengalahkannya. Kekejaman Kertajaya membuatnya tak ragu untuk menyiksa para Brahmana yang menolak titahnya. Para Brahmana kemudian meminta bantuan Ken Arok di Tumapel untuk menggulingkan kepemimpinan Kertajaya. Di tangan Ken Arok, Kertajaya akhirnya terbunuh dan Tumapel berhasil menguasai Ken Arok dari Tumapel menguasai Kediri membuatnya kemudian membangun kerajaan baru bernama Singosari. Peninggalan Kerajaan Kediri Berikut adalah daftar peninggalan Kerajaan Kediri baik berupa kitab, prasasti maupun candi. - Kitab Bharatayudha karangan Mpu Tantular dan Mpu Panuluh- Kitab Kresnayana karangan Mpu Tanakung- Kitab Smaradahana karangan Mpu Monaguna- Kitab Lubdaka karangan Mpu Tanakung- Prasasti PenumbanganPrasasti Hantang- Prasasti Talan- Prasasti Jepun- Prasasti Weleri- Prasasti Angin- Prasasti Padlegan- Prasasti Jaring- Prasasti Semanding- Prasasti Ceker- Candi Penataran- Candi Tondowongso- Candi Gurah Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
SejarahKerajaan Banten, presentasi materi powerpoint. Materi sejarah kerajaan banten, letak geografis, kehidupan politik, pemerintahan, raja-raja, kehidupan ekonomi, sosial budaya, peninggalan dan bukti sejarah, Watch Now. Kerajaan Pertama di Tanah Banten. Saksikan Halo Indonesia DAAI TV setiap Senin hingga Jumat pukul 09.00 WIB.
Kehidupan politik pada bagian awal di Kerajaan Kediri ditandai dengan perang saudara antara Samarawijaya yang berkuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang berkuasa di Jenggala. Mereka tidak dapat hidup berdampingan. Pada tahun 1052 M terjadi peperangan perebutan kekuasaan di antara kedua belah pihak. Pada tahap pertama Panji Garasakan dapat mengalahkan Samarawijaya, sehingga Panji Garasakan berkuasa. Di Jenggala kemudian berkuasa raja-raja pengganti Panji Garasakan. Tahun 1059 M yang memerintah adalah Samarotsaha. Akan tetapi setelah itu tidak terdengar berita mengenal Kerajaan Panjalu dan Jenggala. Baru pada tahun 1104 M tampil Kerajaan Panjalu sebagai rajanya Jayawangsa. Kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri dengan ibu kotanya di Daha. LetakKerajaan Kediri yakni di daerah Jawa Timur. Kerajaan Kediri berpusat di Daha, atau sekitar Kota Kediri sekarang. Polisi menerapkan sistem penyaringan di 13 kawasan di Jakarta pukul untuk mengantisipasi sahur on the road dan gangguan kamtibmas lainnya. Dirjen Politik dan PUM Beri Penghargaan untuk Gubernur Jatim Sistempemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali pergantian kekuasaan, adapun raja - raja yang pernah berkuasa pada masa kerajaan Kediri adalah: Keadaan politik harus stabil agar kekuatan bangsa tidak kurang. Kehidupan kebudayaan harus diperluas, untuk menambah keyajaan bangsa. Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa p23N.
  • 20rkp9ln7i.pages.dev/233
  • 20rkp9ln7i.pages.dev/192
  • 20rkp9ln7i.pages.dev/205
  • 20rkp9ln7i.pages.dev/416
  • 20rkp9ln7i.pages.dev/226
  • 20rkp9ln7i.pages.dev/364
  • 20rkp9ln7i.pages.dev/206
  • 20rkp9ln7i.pages.dev/2
  • sistem politik kerajaan kediri